Wednesday, December 30, 2009

my reasons

Okay, jadi ceritanya aku terinspirasi untuk menuliskan list di bawah ini. List dimana aku akan mengutarakan sebisa mungkin hal-hal apa yang membuat aku harus bersyukur dan terus bersyukur ada di tempatku sekarang ini. Hal-hal yang harus kusadari, yang mungkin selama ini kulupa, atau mungkin tidak lupa tapi tidak mau mengakui.
karena selama ini yang bisa kukeluhkan pada diriku sendiri adalah.
Oooh.. ini bukan tempatku. Ooooh aku tak akan bisa berhasil disini. Ooooh, aku salah masuk. Ohhh aku iri pada orang-orang lain yang bisa menjalani apa yang ia mau. Ohh aku salah pilih. dan ohhh ohhh ohhh yang lain.

Alasan kenapa aku harus bersyukur aku ada di teknik industri ITB.
1. ITB, universitas negeri yang terdiri atas berbagai macam manusia. Should i say, this is a little Indonesia. Aku banyak melihat kepribadian yang belum kulihat sebelumnya. Aku banyak melihat berbagai macam kebiasaan dan tradisi yang mereka bawa dari setiap daerah asal mereka.

2. Dikelilingi oleh orang-orang yang sangat amat hebat. Mahasiswa mahasiswi nya. Dosen-dosennya. Sampai petugas kebersihannya. Mereka memegang peranan penting di dunia. Aku bisa berinteraksi langsung dengan mereka. Kenal dengan mereka. Melihat dari kaca mata mereka. Mendengar pengalaman mereka. Mendapat ilmu dari mereka.

3. Terbiasa untuk melihat sesuatu dengan cara pandang helicopter view. Ibaratkan sebuah helicopter yang naik dengan ketinggian tertentu,tidak terlalu tinggi seperti pesawat karena dengan helicopter view masalah yang ada masih dapat jelas terlihat tidak seperti plane view yang tidak jelas terlihat. Lalu dapat dengan cermat mengetahui dimana titik utama masalah tersebut. Dan bisa menyelesaikannya dengan segala bekal yang telah diberikan.

4. Kerja Keras. Tugas-tugas yang diberikan kepada anak TI ITB tidak masuk akal. Tidak masuk akal. Kadang, jika kau ingin benar-benar mengerjakan seluruh. Perhatikan. Seluruh. Seluruh tugas dengan sempurna. Kau tidak akan punya waktu yang cukup untuk tidur. atau bahkan makan. Tugas yang diberikan membuat otakmu berpikir. Membuat analisa tidaklah mudah, sangat tidak mudah bahkan jika kepalamu sedang pusing atau badanmu kurang fit.

5. Persaingan. Sekelilingmu adalah mantan juara ketika di SMA. APA YANG KAU HARAPKAN. tidak mungkin kan kita jadi nomor 1 semua. Persaingan disini membuatmu benar-benar melihat dunia yang sebenarnya. Bahwa dunia itu tidaklah putih bersih seperti dunia khayalan. tapi sebaliknya. Kau akan melihat yang kau sebut dunia itu seperti apa. setidaknya, kau mengintipnya.

6. Ikatan Pertemanan, Persaudaraan. Ketika kau masuk ke himpunan. Mereka para senior akan mengajarkan kita bagaimana caranya mengikat diri kita terhadap teman. Bagaimana cara kita ikut merasakan apa yang orang lain rasakan. Bagaimana kita belajar untuk menghormati, menghargai dan mengapresiasi. Walaupun kita akan selalu tahu. tidak ada cara lain yang lebih ampuh selain cara klasik yaitu ospek. (Dan lihatlah generasi yang tidak merasakan ospek itu. Jika kau masih tidak percaya.)

7. Terinspirasi. Apa yang telah kita lakukan selama kuliah. baik itu mengambil seluruh pengalaman atau hanya kebanyakan tidur saja. tapi akan ada satu titik dimana kita akan terinspirasi. Bolehkah aku bilang bahwa di ITB itu memiliki suatu aura. Jika kau pernah sendirian jalan di kampus. Merasakan setiap nafas dari bangunan yang ada disitu. Telah duduk dan telah belajar orang-orang hebat di negeri ini. Mulai dari Direktur Perusahaan.. hingga Mentri dan Presiden Pertama Indonesia. Semangat belajar mereka tidak benar-benar hilang. Ada sedikit energi yang tersisa dan terakumulasi. Itu akan kita rasakan jika kita mau membuka pikiran dan hati kita. Dan kita pun terinspirasi.

8. Kota Bandung adalah kota yang sangat nyaman untuk mahasiswa. terutama wilayah sekitar kampus ITB. Aku tidak bisa mengutarakan lagi. Ini harus kau rasakan sendiri.

9. Networking. Walaupun, networking ini juga sangat tergantung dari kepribadian masing-masing orang. Tapi setidaknya di ITB, kau akan mengenal satu orang penting yang akan sangat berguna di kehidupanmu nantinya. Aku yakini itu.

10. Pendewasaan. Sudah kubilang kan bahwa ITB seperti little indonesia. Kita menjadi penduduk yang dengan segala kebebasannya dapat memilih. Mau jadi rakyat seperti apa kita. Tapi di sini, dengan melihat lebih banyak sudut pandang. Dengan melihat berbagai macam kehidupan dan dengan melihat berbagai macam peristiwa. Baik itu sangat kita sadari maupun tidak kita sadari, tapi kita telah melalui proses pendewasaan yang cukup tinggi. Kita belajar dengan cara kita sendiri. Menemukan apa masalah kita. Dan apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikannya. Kita juga dituntut untuk bertanggung jawab, karena itulah inti dewasa. Kita tau saat dan tempat yang tepat untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri kita maupun sekeliling kita.

Setidaknya itu secuil dari alasan-alasanku mengapa aku harus bersyukur berada disini. Sungguh. Ketika aku menuliskan ini sebenarnya pun aku baru menyadari, bahwa begitu banyak yang telah kudapat disini. Terutama orang-orang hebat yang kukenal disini. Mulai dari teman sendiri hingga dosen-dosen yang telah keliling dunia dan bagaimana mereka terpandang di dunia pendidikan global dengan segala ilmunya.

Mungkin aku tidak sehebat mereka. Mungkin bahkan tidak sekuku pun. Tapi, bersama mereka. Mengetahui mereka. Melihat cara pandang mereka. Aku percaya. Aku ada di sini untuk suatu hal. Meskipun hingga kini, masih agak absurd, apa yang akan aku lakukan nanti. (Begitu banyak pilihan. Aku bisa menjadi apa saja!!! *yah kecuali dokter dan tentara mungkin*). Tapi, aku sangat tersanjung bisa mengenal mereka. Bisa belajar bersama mereka. Bisa tumbuh bersama mereka.

Ibaratnya, aku ini adalah orang yang berada di sekitar Thomas Alfa Edison. Walaupun bukan aku yang menemukan bola lampu pijar itu. Tapi apa yang Thomas Alfa Edison lakukan selamanya akan menjadi inspirasiku. Bisa hidup bersama dengan orang hebat seperti itu adalah suatu hadiah. Oleh karena itu, aku harus pintar memanfaatkannya. Aku harus bisa menggapai titik puncakku sendiri. Duniaku sendiri. Dengan caraku sendiri.

Teknik Industri Institut Teknologi Bandung.
Aku tidak boleh main-main lagi sekarang.

Saturday, December 26, 2009

CHANGE

Change merupakan salah satu judul dorama (bahasa jepang DRAMA) yang diperankan oleh Takuya Kimura. Seseorang yang sangat aku kagumi, dan ingiiiiiiiiin sekali kutemui. Aku selalu menyukai seluruh dorama yang dia perankan. Sejak menonton Long Vacation. Untuk Long Vacation sendiri aku pernah bikin post nya sekitar bulan Juli-Agustus 2009 ketika kerja praktek dilaksanakan. Kemarin, aku baru saja menamatkan dorama nya yang berjudul 'CHANGE', entah kenapa, aku memang tidak langsung menamatkan menonton dorama ini. Padahal, biasanya aku langsung menamatkan dorama Takuya Kimura segera setelah aku mendapatkannya!! Mungkin menunggu mood yang pas. Dan kemarin adalah waktu yg sangat pas.

Cukup sekian prolognya. Yang ingin kusampaikan adalah, dorama ini benar-benar sangat sangat. (kalimat yg boros yaa). Sangat mengetuk, bukan menggedor pintu hati dan pikiranku. Inti cerita dari dorama ini adalah, Asakura Keita (Takuya Kimura) yang tidak sengaja menjadi satu-satunya penerus karir politik ayahnya karena ayah dan kakaknya meninggal pada kecelakaan pesawat harus berubah haluan hidup. Dia yang hanya guru SD kelas 5 'terpaksa' harus meneruskan ayahnya menjadi kader partai untuk daerahnya, Fukuoka. Ternyata, Asakura Keita begitu menarik perhatian publik sehingga di luar dugaan Ia terpilih menjadi Perdana Mentri Jepang. Sedihnya, terpilihnya ia menjadi perdana mentri Jepang itu memang dirancang oleh orang di balik dirinya yang menggunakan Asakura sebagai penarik perhatian publik terhadap partai nya saja. (Perlu diketahui, bahwa Di Jepang itu sistem politiknya menganut sistem 2 partai. Jadi hanya ada dua partai yang dipilih oleh rakyat. Hmm, beda bgt kan sama partai-partai di Indonesia yg bejibooon. Sampai bingung milih yg mana.)
Asakura Keita yang 'buta' politik namun sangat memerhatikan rakyat ini kerap mengambil keputusan-keputusan yang menyegarkan. Maksudnya, keputusan dia sangat berani dan begitu menentang sistem politik yang dibumbui 'kotoran' saat itu. Meskipun orang-orang menyukainya pada akhirnya dia harus termakan oleh orang-orang yg 'kotor' itu.

Banyak hal yang aku petik saat itu. Salah satu quote favoritku adalah
" Run with all your might even if it's an out "
Yaa. Hal ini yang sering kali aku lupa. Saat aku tau toh pada akhirnya aku akan kalah, atau aku tidak akan berhasil aku berhenti berjuang ditengah-tengah. Menurutku, buat apa aku lanjutkan? Hanya buang-buang tenaga saja. Tapi lewat quote ini dan segala apa yg ada di film ini, aku kembali ingat, bahwa aku yang akan menyesal jika aku tidak mengeluarkan segenap kemampuanku saat berjuang. Bahwa perjuangan itu tidak pernah ada kata lelah. Harus terus berusaha meskipun kita tau atau meskipun kita sudah dapat memprediksikan bahwa hasilnya akan sia-sia saja. Tapi inti dari perjuangan itulah yang harus kita camkan. Tidak ada sesuatu yg berakhir luar biasa jika perjuangan yang dilakukan hanya setengah-setengah. Jadi kita harus berjuang dengan segala apa yang kita punya, meskipun kita tau hasilnya tidak akan baik saat itu.

Hal kedua adalah, saat Asakura melakukan pidato perpisahan atau pidato sebelum akhirnya ia mengundurkan diri. Dalam hal ini ada beberapa titik yang menjadi perhatian utamaku. Titik satu adalah bahwa Takuya Kimura berbicara script yang panjaaaaaaang tanpa cut untuk scene ini. Sekitar 15 menit kali. WOW. Tanpa CUT. WOOOW. (Dia ganteeng banget emang deh). Titik kedua adalah saat dia bilang bahwa dia sebenarnya tidak pernah terpikir untuk terjun ke dunia politik. Jangankan terjun. Bahkan dia sering skip ketika pemilihan wakil rakyat dilakukan. Intinya tidak pernah sedikitpun ia memikirkan politik. Tapi begitu menjadi perdana mentri. Ia sadar bahwa politik itu memang tidak ada dalam pikirannya. Tetapi politik itu ada di dalam darahnya. Natural ada pada dirinya. Dan juga pada diri setiap kita. Ketika kita memikirkan apa yg kita bisa lakukan untuk tempat kita tinggal, saat itulah kita sebenarnya telah memikirkan politik. Meskipun sistem politik itu tak lagi murni. Tapi masih ada orang-orang yang tidak pernah tidur memikirkan nasib negara. Masih ada polisi yang rela mati demi menyelamatkan perdana mentri. Masih ada orang-orang di sekitar yang sangat suportif dan mengingatkan bahwa politik harus dilakukan dengan passion dan dengan hati. Untuk bisa membawa orang-orang seperti ini mengurus negara, satu-satunya adalah dengan bantuan suara kita. Hanya kita yang dapat membawa mereka dengan pemilihan umum. Oleh karena itu kita harus seksama memilih orang orang itu, memilih dengan hati.

Hal tersebut yang juga luput dari pikiranku. Gimana enggak. Selama ini aku menganggap bahwa suara ku tidak akan pernah berarti. Bahwa memilih atau tidak. Suara ku tidak akan pernah begitu berarti. Betapa egoisnya aku. Walaupun aku gak tau pasti, apakah memang benar masih ada orang idealis seperti Asakura Keita di dunia ini. Tapi yang pasti, kita gak boleh egois dengan tutup mata terhadap dunia seperti ini.

Yah begitulah, selalu saja aku belajar dari setiap dorama Takuya Kimura. Cerita yang dibuat, script nya, begitu berarti dan memberikan kesan dan pelajaran buatku.

Tuesday, December 22, 2009

Romeo & Juliet

Kemarin aku menonton film ini, disutradarai sutradara oke Baz Luhrmann dan dengan apik sang Romeo diperankan oleh aktor favorit pertama yang aku suka.. Leonardo Di Caprio.
Walaupun udah tau garis besar ceritanya, tapi aku memang belum pernah menonton film ini secara lengkap. Dialog pada film ini tetap menggunakan bahasa sastra inggris kuno yang memakai Thee, Thy, Thou dan semua kata-kata yang mereka ucapkan memang terdengar seperti puisi.. Baguus..

Sebenernya kalo aku membaca resensi dari film ini, yang menurutnya adalah the world's most tragic love affair.. buat aku enggak. Ini adalah kisah cinta happy ending. Karena pada akhirnya mereka berdua mati bersama. Walaupun kebersamaan mereka hanya sebentar saja. tapi itulah dia, sepanjang perjalanan tidak ada penghianatan antara mereka. Mereka saling percaya dan saling benar-benar mencintai satu sama lain.

Masih adakah orang seperti Romeo dan Juliet in Fair Verona?

Aku memikirkan tentang kisah cinta serupa. Maksudnya begini, sepasang anak manusia yang berasal dari dua rumpun yang saling bertolak belakang dan saling membenci, namun diri mereka sendiri sebenarnya saling mencintai..

Ambil contoh, kisah cinta Pemuda Palestina dengan Wanita Israel misalnya.. atau Pria Jewish dengan Wanita Nazi. Apakah mereka berdua rela mati bersama? Apakah mungkin mereka berdua saling mencintai? Aku jadi pingin nonton film kayak gini.. dan ingin lihat bagaimana akhir ceritanya.. (apa ada yang tau film apa yg kisahnya seperti ini?)

Memang sih, tragisnya adalah Sebenernya selisih waktu antara Romeo minum racun dan Juliet sadar itu cuman 30 detik. Tapi yaa namanya takdir kali yaa.. hehehe. Lagipula, kalo mereka nantinya bisa hidup bersamaa beberapa tahun dan punya anak misalnya.. ceritanya akan jadi cerita biasa aja yaa.. hehehe

Kalau aku sih pilih bersama-sama, meskipun harus mati bersama. Daripada aku ditinggal sendiri.. Rasanya lebih tragis, jika harus hidup dalam kenangan selamanya. Tapi itu kalau kita cukup bisa egois dan gak ada orang lain yang membutuhkan kita yaa..

kesimpulannya, buatku Romeo & Juliet bukan kisah cinta tragis. Tetapi kisah cinta manis.. yang happy ending.

Sunday, December 13, 2009

living in jakarta or bandung?

dulu, waktu tinggal di jakarta,aku merasa sangat bersyukur, karena apa yg aku dapet disana itu super! tinggal di ibukota dengan segala fasilitas dan persaingan yang super ketat bikin aku semakin semangat untuk hidup.

tapi setelah udah pernah merasakan tinggal di bandung, yang notabene kota kelahiranku ini, aku merasa cinta. yap. aku jatuh cinta sama kota ini. aku suka kota ini. coba kalo ga macet dan angkot2 di kota ini tertib. wow.

perbedaan tinggal di bandung dan di jakarta itu sangat signifikan. apalagi saat kita bicara tentang waktu. 24 jam sehari itu benar-benar kerasa saat aku di bandung. gak waktu di jakarta. gak dengan perjalanan di jalanan jakarta itu sama aja kayak perjalanan dari bandung ke jakarta. huahhhhhhh bisa gila. jujur aja,kalo udah di jakarta aku jadi males kemana2, maunya di rumah aja. gak punya mobil. harus naik angkutan umum. apalagi kalo naik bus. panasnya udaranya. gak nyaman. polusi berlebihan bgt. capek bgt dehh. aku inget, waktu itu pas janjian mau pergi bareng temen naik bus, temenku sampe bawa baju cadangan. karena dia udah tau baju yg dia pake waktu transport itu bakal basah kena keringet dan gak fresh lagi deh diaa. gila gak. transport dalem kota aja sampe selebay itu.

mobil jakarta itu berlebihan bgt. harusnya pemda jakarta tuh menetapkan, yg boleh pny mobil di jakarta itu harus dibatasin maksimal 2 buah. itu udah maksimal bgt. konsentrasi pemerintah jakarta ngebenahin sistem transportasi umum di jakarta. liat aja transjakarta udah kayak apa kalo lagi jam pulang kantor. hahhhh. pernah dong wkt pas mau libur idul adha, perjalanan dari bandung sampe ke rumah tuh sekitas 5 jam!!!!

yaampun udah bisa ke medan deh itu naik pesawat trus ke danau toba. waktu itu berharga banget. sangat berharga. kalau harus ngabisin waktu di jalan raya cuman demi macet2an itu mubazir banget gak sih? buat yg biasa disupirin, kebayang ga sih apa rasanya supir jakarta? mereka mustinya gajinya sebesar manajer lah. beban kerjanya samaa gitu. menghadapi macet jakarta setiap hari. hoho

makanya, sebenernya aku pingin banget tinggal di bandung. meskipun macet jugaa. tapi seenggaknya disini waktu ku gak habis terbuang percuma di jalan raya.selebay di jakartaa.. hmm, kapan yaa pemerintah mau tegas mengurus masalah transportasi dalam kota nih? kalo kayak gini terus, 10 tahun lagi mau kayak apa jalanan? lama2, gw hidup dalam sebuah plaza di pinggir2 kota ajaa deh disitu ada apartemen, ada toko, ada sekolah, ada tempat les, ada mall, ada restoran, ada tempat rekreasi, ada pelayanan publik. jadi misalnya dari plaza itu mau ke pusat kota tuh ibarat jalan2 rekreasi ke puncak. gila gak tuh...

ada yang punya ide, gimana bagusnya sistem transport dalam kota jakarta?
atau pemerintah harusnya bikin satu mentri sendiri mengurusi masalah ini?
"sistem transportasi dalam kota jakarta"

heuh.