Thursday, December 11, 2008

about chance

apa sih yang sebenarnya terjadi sama orang-orang saat ini?
beberapa hari belakangan ini, aku terus-terusan memikirkan tentang sebuah sikap...
sikap yang kerap kali melanda kehidupan sehari-hari kita.

contohnya begini, saat pulang dari kampus di suatu hari yang sangattt melelahkan dan masuk ke bilik kosan. terang saja aku gak memedulikan segalanya. lelah. tak mau peduli biarpun si bilik sedang teriak-teriak minta diberesin!!
huee.. berantakan soalnya. (o0ops)
yahh aku tidur. tidur tiduran lebih tepatnya karena memang ga bisa langsung tidur. setelah salin baju dengan daster favorit.. lalu langsung menghantam kasur deh. ketika aku sedang dalam fasa tidur-tiduran itu, tiba-tiba aku menatap seonggok karet penghapus bewarna hitam. sebesar kuku ibu jari kira-kira. aku mengamatinya sendirian, kesepian, terlantar. entah berapa hari karet penghapus itu kubiarkan ada di antara kaki meja dan CPU ku.
aku tersentak.
sekonyong-konyong kupikirkan tentang bagaimana orang-orang generasi terdahulu menggunakan karet penghapus mereka sampai mungkin sekecil kotoran kuku. sementara aku.
dengan biadabnya.. karet penghapus itu kubiarkan merana di sana. tak kugubris.

tahukah kawan. apa yang sedang berkecamuk di otakku? mungkinkah yang berperilaku seperti ini bukan hanya diriku seorang? mungkin ada ber ton-ton karet penghapus yang terlantar di dunia ini. yang disisihkan oleh orang-orang yang tidak menggunakan kesempatan memanfaatkan si karet penghapus seoptimal mungkin. ini hal yang sangat remeh kawan. sangat remeh! bagaimana dengan hal besar??

seringkali aku selalu melakukan sesuatu tidak total. tidak all out. seringkali dengan angkuhnya aku menjatuhkan vonis bahwa beberapa hal yang menghampiri hidup ku itu tidak lah seberapa penting sehingga aku tidak harus menyelesaikannya dengan total. dengan all out. sering sekali.
sering aku dengan sombongnya mengganggap bahwa aku hanya membutuhkan beberapa hal saja. yang lainnya tidak terlalu kubutuhkan. jadi aku bisa menganaktirikan mereka.

mau contoh.. hmmmm. misalnya suatu hari aku datang ke kampus dengan rasa kantuk hebat tak tertahankan seperti terkena lalat tse tse. lalu ada beberapa mata kuliah yang harus kuhadiri. dan aku. si sombong ini. seenak jidatnya tidak memperhatikan sang dosen bergelar professor dari sebuah universitas yang terpisah oleh ratusan pulau dan samudra seluas angkasa.. di ujung sana. aku tidak memperhatikan penjelasannya. pikiran ku melayang entah kemana. si angkuh ini menganggap dirinya bisa membaca buku sendiri di rumah entah kapan, pokoknya saat itu ia sedang mengantuk dan ia butuh istirahat. keterlaluan bukan?

aku yang seharusnya memanfaatkan kesempatan untuk mendengarkan kata-kata dari sang professor itu. malah mengantuk. tidak konsentrasi. dan akhirnya pikiranku kosong. suara dari sang professor tak kupedulikan, tak ku dengarkan. mungkin dengar tapi aku tak merekamnya sampai ke otakku.

mungkinkah ini adalah isu sikap manusia jaman sekarang? yang tidak memanfaatkan kesempatan yang hadir dalam hidupnya 100%. alasannya dapat bermacam-macam. yang paling gawat adalah jika ia tidak sadar bahwa apa yang sedang ia alami adalah sebuah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk mengembangkan dirinya. untuk meraih citanya. untuk menuntun dia ke sebuah puncak kejayaan hidupnya.

aku tak tahu kenapa dulu banyak sekali ilmuwan, penemu, atau orang-orang hebat semacamnya. Einstein, Edison, Mozart, Jendral Sudirman. ahhhh... dan jika kubandingkan. kehidupan ayah ku. atau ibu ku ketika mereka kecil. yang sulit. yang membutuhkan perjuangan lebih besar dibandingkan aku. mereka semua. memanfaatkan kesempatan
setiap kesempatan yang hadir dalam hidup mereka. mereka all out. totalitas dalam bekerja. dalam belajar. dalam menggunakan sesuatu. indahnya kawan. indahnya saat itu.

malas. mungkin sifat inilah yang menjadi biang busuk dari semua kegagalan manusia.
kurasa kemalasan kerap kali menjadi tameng buatku untuk tidak memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang menghampiriku. bagaimana membunuh rasa malas? bagaimana mengalahkannya? mengapa rasa malas itu harus ada? mengapa harus diciptakan? ahhhh..

tulisan ini terinspirasi juga oleh petuah dari salah satu dosen di kampusku pada hari belajar terakhirnya pagi ini. terkadang aku sangaat ingin sangat ingin saaaaangaaaat ingin berbincang dengan mereka bukan masalah pelajaran. bukan masalah kuliah. sejujurnya aku kurang suka belajar. aku ingin sekali berbincang dengan mereka perihal hidup. aku ingin sekali meminta petuah-petuah mereka. jarang sekali dosen, atau guru yang mendidik. mereka lebih sering mengajar. tidak mendidik. aku ingin sekali di didik. aku ingin sekali membahas sesuatu yang bukan kuliah dengan mereka. sesuatu yang abstrak. nasihat-nasihat tentang kehidupan. aku haus akan itu semua. jarang juga aku bisa berbincang tentang ini ke kawan-kawanku. individualis manusia metropolitan yang menuntun mereka untuk hanya memikirkan yang praktis-praktis dan hanya menguntungkan dirinya sendiri. aku ingin yang lebih dari itu. aku haus akan hal yang besar. yang disana aku punya passion yang besar.

tapi terkadang logika ini sering mengajakku untuk kembali ke jalan yang sudah kurancang dahulu. yang menyadarkan bahwa aku juga seperti itu. aku juga individualis. aku juga pada akhirnya memikirkan bahwa tujuan dari apa yang kujalani sekarang ini bukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. tujuan semua hal yang kulakukan adalah hanya membahagiakan diriku sendiri. dan paling keluarga kecilku saja. aku terlalu takut untuk mencoba melakukan sesuatu di luar zona amanku. ahhhh....

tapi aku tidak menyesalinya. maksudku, ketika aku sudah siap nanti. aku ingin melakukan sesuatu yang besar. aku juga masih sangat absurd itu apa. tapi aku ingin sekali. ingin sekali.
memanfaatkan kesempatan yang hadir nanti dengan totalitas performansi 101%!!!!!

hahahaha.. mungkin ga ya?

No comments: