Friday, June 26, 2009

Graduation

Tidak seperti tamat atau lulus yang pernah dialami kita mungkin sebelumnya. Tamat atau lulus dari kuliah adalah sesuatu yang menegangkan. Karena untuk sebagian orang, kehidupannya baru dimulai setelah ini. Mungkin pertanyaan yang sering keluar saat tamat atau lulus biasa adalah: mau ke SMP mana abis lulus SD ini? Mau ke SMA mana abis lulus SMP ini? Mau kuliah dimana abis lulus SMA?

Untuk sebagian orang yang beruntung, mereka telah menjalani kehidupan yang betul diinginkannya sejak SD. Ada juga yang sejak SMP, atau saat SMA mereka telah menyadari hal itu. Dan banyaaaak yang melakukan deciding besar-besaran atas path mana yang mereka akan ambil saat akan menempuh kehidupan kuliah. Tapi tahapan itu semua adalah tahapan "belajar saja sedikit implementasi". Buat beberapa manusia yang beruntung diberi kehidupan yang layak sehingga bisa menempuh pendidikan hingga kuliah mungkin ga akan terlalu khawatir. Apa yang mereka inginkan bisa dipenuhi saat mereka menjalani kewajibannya sebagai siswa atau mahasiswa. Atau yang selalu diharapkan setiap orang yang menempuh pendidikan formal adalah:
apa yang diinginkan adalah apa yang didapatkan.
Sembari memenuhi kewajiban dari orang tua untuk belajar, ternyata mereka punya 'passion' pada apa yang kita jalani. Sehingga nantinya tidak usah terlalu khawatir akan jadi apa setelah lulus kuliah, karena dia sudah tau bahwa apa yang dia lakukan sudah benar, apa yang dia lakukan sudah menjadi jalan demi menempuh apa yang mereka mau.

Lalu bagaimana dengan beberapa orang -yang bisa saja tidak beruntung- yang baru akan menghadapi pilihannya dan harus menghadapi masa depan yang tidak diketahui saat mereka benar-benar harus 'hidup'. Saat lulus kuliah. Saat waktunya mereka dituntut untuk bisa membeli makanan dari jerih payah mereka sendiri.

Tidak beruntung karena bisa saja path yang akan mereka ambil ketika lulus kuliah berseberangan dengan path yang telah dia tempuh selama 22 tahun hidup mereka. Aku ga tau seberapa banyak orang yang seperti ini, tapi aku tau, bahwa menjadi orang seperti ini adalah sangat sulit. Mungkin ga banyak orang seperti ini, kuharap juga tidak akan banyak, karena untuk hidup benar-benar menjadi diri sendiri itu butuh keberanian, kenekatan dan keteguhan yang luar biasa. Jika tidak, maka fondasi pikiran mereka bisa hancur. Kasarnya, bisa saja dia menjadi gila. Literally.

Ketakutan menjadi sebuah alasan utama mengapa pada akhirnya kebanyakan orang seperti itu mengambil path yang sesuai dengan path yang telah mereka tempuh. Bukannya menyebrang. Mengambil path yang tadinya mereka inginkan.

Dan menurutku ini adalah permasalahan kebanyakan orang Indonesia.

Kenapa aku bilang seperti itu?

Karena di Indonesia, pola pikir kebanyakan orang adalah untuk survive saja. Bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya, bagaimana mendapatkan kehidupan yang nyaman, apa yang bisa dilakukan untuk bisa makan. Untuk bisa selamat. Untuk ga malu di depan keluarga atau teman atau tetangga. Hal-hal seperti itulah. Yang membuat anak-anak sejak kecil teracuni untuk dibentuk menjadi sebuah kata yang sangat jahat dan menekan: PINTAR!
Kita ga bisa menyalahkan siapa-siapa di sini, karena memang begitulah kondisi negara kita. Lain halnya dengan beberapa negara luar yang telah memberikan kebebasan bagi anak-anak untuk menemukan bentuk PINTAR seperti apa yang akan mereka inginkan. Saat sekolah mereka diberikan berbagai macam pilihan, jadi mereka bisa secara lebih jelas melihat PINTAR yang cocok dengan dia itu PINTAR yang ada di dunia apa.

Aku juga belum mengerti, bagaimana adat dan tradisi di Indonesia bisa terbentuk sedemikian rupa sehingga setiap anak yang terlahir di keluarga 'berkecukupan' pasti disekolahkan di SD,SMP,SMA lalu Kuliah di perguruan tinggi..belajar Matematika, belajar Fisika, Belajar Biologi secara paksa. Bisa dibayangkan apa jadinya jika sebenarnya mereka memang dibuat untuk tidak bisa bagus di dunia seperti itu. Bisa dibayangkan apa jadinya jika mereka sebenarnya adalah orang-orang yang lebih mencintai Puisi, Lukisan, Tarian dan semacamnya. Penghargaan Indonesia untuk hal-hal seperti itu lebih rendah jika dibandingkan dengan Nilai Fisika, Matematika,Biologi dan semacamnya. Kebanyakan pasti akan berorientasi
Ah aku nanti mau kerja di sini gajinya besar!
Kerja di mana ya yang gajinya paling besar, di perusahaan A atau perusahaan B?
Supaya bisa kerja disana harus kuliah yang bagus.
Supaya bisa kerja di situ harus pinter, nilainya harus bagus...
Bahkan ironisnya di Indonesia, mereka pun yang bekerja di dunia Puisi, Lukisan dan Tarian tak jarang pada akhirnya harus menurunkan tingkat kepuasan imajinasi mereka untuk memenuhi kebutuhan perut mereka. Padahal, imajinasi mereka mungkin sebenarnya lebih dahsyat dari itu. Namun ternyata keinginan perut berkata : cukup sampai disini saja, ayo lakukan sesuatu agar kita bisa kenyang. Tapi setiap dari kita pasti punya harapan. Harapan untuk bisa memuaskan kebutuhan imajinasi kita sampai kenyang juga. Walaupun perjuangan untuk itu memang jauh lebih berat daripada membuat kenyang perut kita.

Maka disanalah titik kesempatan itu kembali hadir. Di graduation saat kuliah. Dimana kita bisa memutuskan path mana yang akan kita tempuh. Harapan untuk membuat kenyang kebutuhan imajinasi kita.

Pesan dari salah seorang paman ku adalah:
work with your heart dan jangan pernah takut mencoba.
Jadi ketika kamu merasa kamu tidak bekerja dengan hatimu maka cobalah hal lain yang bisa membuatmu bekerja dengan hatimu.

Dan pesan itu sangat masuk akal. Apalagi untuk orang-orang yang tidak beruntung seperti aku, dimana kita harus menghadapi decision yang sangat-sangat besar yang akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. So what about failing?
Sangat cliche memang, tapi memang kegagalan itu tak akan bisa dihindari dimanapun kita berada. Ya kan? Jadi pilih mana gagal di tempat yang kita ga suka atau gagal di tempat yang kita suka. Akan lebih tidak bermakna jika gagal di tempat yang kita ga suka. Karena walaupun kita sangat frustrasi dan mengutuk diri kita kenapa kita gagal, pada akhirnya otak kita pasti akan menstimulasi untuk mentoleransi kegagalan itu. "Ya wong aku ga suka disitu ya wajar aku ga bisa." Tapi lain halnya jika gagal di tempat yang kita suka. Otak kita pasti akan menstimulasi suatu curiousity dan curiousity inilah yang membentuk ability kita." HEY WHAT HAPPENNED TO ME? Kenapa ini bisa terjadi? Aku harus menemukan alasannya, aku harus tau kenapa ini terjadi."

Aku memang seorang biasa yang tidak punya talent super yang mampu membuat satu dunia bertepuk tangan. Tapi aku ingin menjalani kehidupan yang benar-benar hidup. Yang benar-benar aku. Aku ingin menjalani sesuatu bukan karena keadaan yang memaksa atau karena lainnya. Waktu pemutusan itu semakin dekat, dan pertimbangan demi pertimbangan harus dilalui. Belum lagi MILYARAN rintangan dan cobaan yang menghadang untuk bisa keluar dari path yang sedang dijalani ini. Untuk bisa membuat kenyang kebutuhan imajinasiku. Untuk bisa menemukan Jembatan Penyebrang ku.
Graduation.

5 comments:

inandira said...

ra, we're in this together!
percaya deh, banyak di antara kita pasti yang sedang memikirkan hal yang sama. jadi sesuatu yang kita inginkan, atau jadi sesuatu yang feasible untuk kita lakukan, atau jadi sesuatu yang paling menguntungkan buat kita.

Begitu banyak pilihan.

kemaren gue sempet berdebat soal ini ama tiwi. gue kekeh, kalo kerja sesuai mimpi lo itu yg terbaik. kalo tiwi kekehnya, kerja dulu, baru ngejer mimpi.

I don't know who's right.

But I hope I am. And I hope we all can be someone that we really want.

iraa said...

haha. poorly my MOM is like to be a tiwi-person Na! dia ga ngijinin gw buat melakukan apa yg gw suka na! bener2 ga boleh, gw ampe mau berantem ama nyokap gara2 ini. hiks. tapi Na, gmn dong Na? apa yg harus gw lakukan, masa gw ngelawan ortu? ntar gw ga diberkahi lagi hidupnya..hiks hiks.. kenapa sih, gw tidak terlahir dengan menyukai apa yg gw kerjakan. kenapa gw terlahir dengan keadaan dimana gw menyukai hal lain yg sayangnya ga bisa gw kerjain..

Na!!! ayoo kita doa. ayo kita usaha. buktikan bahwa apa yg kita pikir itu bener. bahwa hidup terlalu singkat untuk melakukan sesuatu YANG GA KITA SUKA. euuhhh..

thanks 4 u comment by the way :*

Anonymous said...

ra kemana gaya bahasa mu yang dulu? yang berbahasa indo dengan baik dan benar.. sisipan bahasa inggris gapapa sebenernya. tapi kalimat ra.. bukan kata
kalau cuma 1 kata bahasa inggris nyelip.. ganggu deh bacanya :|

bukannya lw udah tau kerjaan yang bakal lw suka ya? itu bukan mimpi lw ya ra?

Unknown said...

wah ira! emang menyebalkan ya kalo ga bisa mengejar mimpi. tp coba deh kita udah berjuang tiga tahun terakhir di TI masa iya mau nyerah?
petanyaan besar setelah graduation pastinya 'kerja apa?'

gue sih maunya sekolah lagi, *setelah KP gue br tau ga enaknya kerja hehe*
belajar sesuatu yang lain (atau mungkin yg ga jauh dr TI) dengan biaya sendiri. tp rasanya sulit sekali beasiswa :(

apapun itu. mudah2an kita selalu dapat yg terbaik ya. amin.

eh ra tp gue bayangin lbh enak tinggal di negara liberal yang gajinya standar. kalo bilang kerja jadi sekretaris, aktris, tukang ledeng, pelayan toko rasanya ga masalah.
*hihiy kebanyakan baca chicklit bodoh*

iraa said...

@nadici: haha gapapa dong sekali-sekali it is me. i wanna express my feelings. yah maaf kalo ngeganggu lo nad. haha tapi ya itulah gw..dan segala proses mencari "cara" menulis gw. btw, ga segampang itu nad untuk meraih apa mimpi gw. apa yg mau gw kejar. karena JELAS gw ga ada di path (okey,,jalur) menuju mimpi gw..

@farah anisa: haha, gw setuju sama lo mending kerja di negara liberal mau jadi apa juga asal sepenuh hati kerjanya gajinya gede dan dihargain..
wah far, enaknyoo mau langsung S2. gw juga pingin banget. belajar lagi..tentunya bukan TI. hahaha. tapi, kayaknya ga bisa kalo langsung abis lulus. hmm, gw ga nyerah lah far. kan gw udah bilang gw akan menyelesaikan apa yang harus gw selesaikan.semampu gw.