Wednesday, September 22, 2010

Darah Garuda: Merah Putih II

Udah lama aku gak memberikan komentar untuk film-film Indonesia :)
sesuai dengan janjiku, bahwa aku akan mereview film-film Indonesia yang udah ataupun belom aku tonton, kini aku akan mereview film Indonesia terbaru yang kutonton berjudul DARAH GARUDA. Sebetulnya gak purely 100% made in Indonesia sih film ini. tapi, tetep aja cerita dan mostly actornya orang-orang Indonesia, jadi why not yaa aku review. Semoga aja, Indonesia bener2 bisa bikin yang kayak gini 100% made in Indonesia suatu hari nanti.


Darah garuda ada film edisi kedua setelah Merah Putih I yang tayang setaun lalu di bioskop-bioskop Indonesia. Cerita yang diangkat ini adalah bukan tentang perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, tapi bagaimana mempertahankannya. Memang, mempertahankan itu jauh lebih berat daripada meraih sesuatu. Dan itu bisa dilihat di film ini. Masih tetap disutradarai oleh Yadi Sugandi, hanya saja kali ini ada sutradara kedua yaitu Connor Allyn. Script nya ditulis oleh Connor Allyn dan Rob Allyn. I really am wondering.. mereka bisa bikin script tentang perjuangan Indonesia tapi dari namanya mereka bukan orang Indonesia. Apa sih niat mereka? Mengapa mereka tertarik membuat skrip ini? Kenapa harus Indonesia? Kenapa gak Malaysia atau Australia? Hemm.. kenapa yaa..

Lain dengan Merah Putih I, dimana aku tetap nontonnya sama si Fanny, tapi dulu aku lebih banyak ketawanya. Sekarang aku lebih banyak merasa tercekat. Yap, tercekat. Banyak adegan-adegan dimana aku dan Fanny saling ngeri melihat. Fanny gak mau lihat adegan mengerikan itu, tapi aku tahan tangannya supaya nemenin aku ngeliat hihihi.
Bahkan aku menitikkan air mata di beberapa scene. Good Job Mas Yadi and Mr. Allyn :)

Latar masih tetap oke menurutku. Baju, tempat, cahaya, suasana, betul-betul menarik dan aku suka. Aku suka vintage seperti itu soalnya. Ada beberapa transisi scene yang kurang halus, sampe fanny harus berkomentar.. tapi, ya, overall dari segi photography itu juga bagus.

Sekarang ke bagian yang aku paling suka.. Acting.. hihihi
Satu orang yang sangat mengesankan aku. Rifnu Wikana. Dari Merah Putih I, aku emang udah suka sama tokoh Dayan ini. Karena dia cool, ga banyak omong dan dia menggunakan pisau sebagai alat bertahan dirinya. Pisau sebagai alat bela diri itu sangat keren buatku. di game Resident Evil, semua pemainnya dilengkapi pisau sebagai alat wajib mereka. Mungkin karena aku suka game ini, jadi aku sudah merasa tertarik dengan penggunaan pisau si Dayan. Selain itu, Fanny sempet bilang, entah siapa yang dibilang atau di film apa itu, pokoknya si tokoh berkata bahwa dia menggunakan pisau untuk membunuh musuhnya supaya dia bisa dekat dengan musuhnya saat kematiannya. Wow, cadas sekali. Tokoh Dayan ini seperti biasa sempat gak bisa hilang dari pikiranku meskipun sudah berhari-hari menontonnya (sindrom aktor). Di film ini, dia betul-betul pejuang sejati. Ada scene yang aku sangat suka. bukan suka. tapi cinta. I love that scene. Scene dimana dia menusuk si tentara Belanda dari belakang. Itu adalah scene yang indah. Sangat keren. Rifnu Wikana punya kualitas akting yang oke. Sayang, untuk bertahan hidup dia harus memerankan beberapa film yang gak layak. (Film-film gak penting yang penuh dengan adegan sok sok mesum serta menjijikan, yang marak di Indonesia hiiiii)

Akting lainnya yang kulingkari dalam film ini adalah akting dari Donny Alamsyah sebagai Tomas. Matanya penuh dengan amarah, semangat, dan perjuangan yang tiada akhir. Semua terlihat di dalam film ini, emang dia gak cocok main film drama romantis. Dia harusnya jadi orang-orang yang keras kayak di film ini.

Darius S. berperan sebagai Marius, dari Merah Putih I, dia ini udah menjadi bahan tertawaan aku dan Fanny. Sempet kesel, kenapa sih gak Marius aja yang mati.. tapi kata Fanny, kalo ga ada Marius, ga ada lagi yang bisa diketawain di film ini. Hei Darius, bisa juga ya kau melawak :)

Rahayu Saraswati tetap memukau di Film ini. Mimik dan vokal yang dalam membuat aku merasa dia ini adalah calon aktris top di Ibukota. Di film ini juga ada Atiqah Hasiholan yang cantik aduhai. Wajahnya betul-betul ayu Indonesia. Oh ya, ada Ario Bayu juga di film ini, membuat setiap scene di film ini semakin menarik. Ada Alex Komang juga, serta Rudy Wowor. Ahh, aku selalu suka akting Rudy Wowor, dia itu settingan wajahnya udah jahat. Sulit bikin dia kalo jadi peran yang baik. Tapi, aku pernah bermimpi bikin satu cerita film dengan Rudy Wowor sebagai Ayah yang begitu melindungi putrinya. Hahahaha, aku suka gaya bicara dia.

Kalau soal akting Lukman Sardi, gak usah dibahas juga lah ya. Semua orang di Indonesia juga udah tau gimana totalitas dia dalam berakting.

Ada beberapa scene juga yang wow di film ini, seperti ledakan dahsyat. Ahaaaa aku udah tau pasti bakal ada adegan seseorang lompat dengan ledakan di belakangnya, untuk kali ini si Donny Alamsyah yang berkesempatan merasakannya. Ihiyyy, mas donny, apa sii rasanyaa.. asoy gaa? hehehe

Pokoknya, film ini merupakan tontonan wajib buat pecinta film. Terutama, bagi yang peduli terhadap perkembangan film di Indonesia. Kasihan lah Indonesia, kalau filmnya isinya gak berubah dari jaman Dono dulu sampe sekarang.. masa mau film-film trashy gitu sih yang laku.. Makanya harus disupport dengan menonton film yang berkualitas hehehhehe.

Selain itu, buat yang udah nonton Merah Putih I, dan belum nonton Merah Putih II, buruan wajib harus segera menonton ini. :)
emang cuman aku aja sih yang telat nonton. Udah bertengger di bioskop 2 minggu tapi baru nonton senin kemarin. hihihihi.



bravo Rifnu Wikana. bravo Mas Yadi & Mr. Allyn :)

No comments: